Kamis, 16 Mei 2013

Welcome



- Welcome to my blog -
- Wilkommen zu meine blog -
- Sugeng rawuh ing pelataran blog kulo -


   



Here you will find any information about me particularly about best moments in my life.




Profesional Competency:
A Pharmacist graduate from University of Gadjah Mada. I have skills and knowledge essential for managing key areas of an organisation and the problem solving skills needed in natural pharmaceutical area.



Highlight:

Youth Master Innovator (World Intellectual Property Org.) - 2003
1 patent registerd - 2004
4 national champions - 2006
1 international project initiation-2012


Ich hoffe, Sie finden, was Sie brauchen, hier (über mich)


Greetings,

Arko J. Wicaksono, Pharm.


Related link:
international network

: arko.polo@yahoo.com 

Selasa, 14 Mei 2013

 tulisan bagus yg saya ambil dari tulisan wakil ketua PPI Austria (2012)
***
Seorang biksu Shaolin percaya bahwa kekuatan pikiran/mental seorang manusia itu begitu kuat, sehingga bisa membuat dirinya kebal terhadap senjata-senjata tajam seperti tombak atau pedang. Maka ia pun banyak menggembleng dirinya untuk bermeditasi, memusatkan pikiran dan berkonsentrasi agar energi dalam tubuhnya bisa membuat fisiknya menjadi kebal dari senjata tajam.

Namun ternyata selain ia melakukan latihan secara mental dengan bermeditasi, ia juga melakukan latihan-latihan fisik yang sangat berat dan menguras tenaga. Ia melatih dirinya dengan membawa dan mengangkat beban berat serta menanggung berkali-kali pukulan dan tendangan dari temannya untuk melatih kemampuan fisiknya.
Saat ditanya, mengapa ia harus melakukan latihan-latihan fisik semacam itu, bukankah sikap mental saja sebenarnya sudah cukup untuk membuat dirinya kebal terhadap senjata tajam, ia menjawab bahwasanya latihan fisik itu untuk memersiapkan kemampuan fisik sel-sel tubuhnya supaya siap saat dimasuki dengan energi dahsyat hasil pengolahan meditasi dan latihan mentalnya.

Hasilnya sungguh luar biasa, 
ia mampu untuk menahan tombak yang ditusukkan di lehernya. Bahkan tombak itu pun bisa melengkung dan akhirnya patah berkat latihan terhadap kekuatan fisik dan kekuatan mental yang dilakukan secara terus menerus dan disiplin.


*** 

BERTINDAKLAH! Percayalah pada kemampuan diri Anda sendiri dan kekuatan Allah yang akan membantu Anda melalui upaya-upaya yang terus menerus Anda lakukan secara konsisten. Jangan percaya dan jangan gunakan kekuatan-kekuatan supranatural seperti dari dukun atau paranormal yang seolah mengagumkan, namun sebenarnya menjerat Anda dan mencederai keimanan Anda pada Allah SWT. Percayalah dengan latihan secara fisik dan mental, kemampuan bisa terasah secara seimbang, karena ada hal-hal yang secara mental juga harus dilatih dalam menghadapi tantangan yang semakin sulit dan berat, sementara di sisi lain kemampuan fisik juga harus dijaga dan ditingkatkan.

Senin, 18 Juni 2012

Mitterweg 24, Life Science Center.

 



 Research and Development of
The biggest Herbal company in Europe


Doing research here, Some while.. (2-3 times)

Minggu, 17 Juni 2012

Attending lecture of 2 Nobel Prize Awardees, bidang Biomedis

1.Thomas A. Steitz


Arko and T. A. Steitz
(Nobel Prize Awardee 2009)

The ribosome translates the DNA code into life

The 2009 year's Nobel Prize in Chemistry awards Venkatraman Ramakrishnan, Thomas A. Steitz and Ada E. Yonath for having showed what the ribosome looks like and how it functions at the atomic level. All three have used a method called X-ray crystallography to map the position for each and every one of the hundreds of thousands of atoms that make up the ribosome.

Inside every cell in all organisms, there are DNA molecules. They contain the blueprints for how a human being, a plant or a bacterium, looks and functions. But the DNA molecule is passive. If there was nothing else, there would be no life.
(source: http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/chemistry/laureates/2009/press.html)

2. Kurt Wüthrich                                                                  

  Listening his lecture from tribune


The Nobel Prize in Chemistry 2002





NMR: To understand, we need to see











Kurt Wüthrich had an idea for how to find out which peaks correspond to which atoms. His method is called sequential assignment. It involves starting with a signal from a known atomic nucleus and then finding the nucleus in the peptide chain that is signalling that it is a neighbour of the first. Wüthrich matched each signal successively with its atom. With a similar method, which senses the distance between nuclei, he then determined a large number of pairwise distances in the protein, which gave the three-dimensional structure of that protein.








I







(Source: http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/chemistry/laureates/2002/illpres/nmr.html)

Now here we are:

Enjoying the color of Innsbruck City
from other side of Alpen's Mountain in Europe